Dari kampus Gw
bisa keliling Indonesia
Balas dendam
terhadap massa Sekolah dulu………………..
Oke kawan, gw
share sedikit maksud dari dua kalimat diatas:
Menjadi sebuah kebudayaan atau trend secara turun-temurun dimana semakin
angka semester itu bertambah, semakin berkurang semangat dalam mennunaikannya.
Kuliah semakin menginjak semester atas, semakin malas menjalaninya. Beberapa
factor memang yang membuat hal itu terjadi dan dialami oleh beberapa mahasiswa.
Misalnya dosen jarang masuk, paling masuk di awal-tengah-akhir. Kalaupun masuk
hanya mengajarkan materi kuliah yang sebenarnya bisa dipelajari tanpa harus
mereka ngajar (bukan sombong). Tidak banyak dosen yang mau berbagi pengalaman
hidup nya, padahal itu sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup dimasa
mendatang
Sebuah pilihan memang dalam menentukkan masa depan kita. Bila teringat
dengan pengorbanan orang tua yang berusaha sekuat tenaga membiayai kuliah.
Haruslah semangat itu terjaga. Apalagi mengharuskan kita sendiri yang mencari
uang sebagai pemenuhan keperluan
kuliah. Ataupun mendapat keringanan dari
kampus karena memperoleh beasiswa, dan lain-lain.
Memang banyak hal yang seharusnya menjadi benteng kokoh penghalang
virus-virus malas ataupun jenuh. Akan tetapi, semakin lama benteng tersebut
mulai goyah. Hembusan angin begitu kuat menerjang. Virus jenuh semakin riang
gembira. Tidak bisa menghindar memang, sekalipun motivasi untuk terus semangat
kuliah selalu didapatkan. Ini bagian dari naluriah setiap orang yang menjalani
atau melakukan sesuat secara berulang dalam waktu yang lama akan tumbuh rasa
jenuh.
Sekalipun tidak bisa menghindar, setidaknya perlu ada vaksin untuk
menetralisir virus tersebut. Banyak vaksin yang ditawarkan, salah-satunya pengembangan diri di organisasi atau
berkreasi membuat usaha. Tentu tidak hanya itu, banyak vaksin lain yang bisa
menetralisir virus tesebut. Vaksin organisasi berkomposisikan pengembangan diri
(Public speaking, team building, leadership, dll), berpetualang mengitari
luasnya Indonesia bahkan mancanegara, maupun bertemu orang-orang hebat. Sedangkan
vaksin wirausaha berkomposisikan mentalitas serta kerja keras, jaringan
pengusaha, maupun penghasilan yang meyakinkan.
Gw sendiri memilih vaksin organisasi, tentu saja selain bisa
mengembangkan serta melatih diri memberikan peluang berkeliling Indonesia. Betapa
asyiknya berkelana tanpa biaya. Beberapa kali gw mewakili organisasi untuk
mengikuti pelatihan atau pertemuan tingkat nasional. Selain mendapatkan ilmu
ataupun kenalan baru, tentu saja tidak boleh menyia-nyiakan objek pariwisata
didaerah yang dikunjungi.
Inilah yang membuat gw semakin ingin mengenal dan mengunjungi
daerah-daerah di Indonesia. Setiap kali berkunjung ke suatu daerah, pasti
terdapat cirri khas daerah tersebut. Memang begitu kayanya Indonesia sehingga saying
sekali bila kita hanya sekedar mengenal daerah sendiri. Biasanya pemerintah memiliki program training
atau pelatihan, coba saja sering mengakses situs resmi kementerian. Terkadang informasi
tersebut di posting dan kita hanya tinggal daftar mengikuti prosedur yang sudah
diberikan. Seperti halnya gw mengikuti TOT Character Building 2011 di Bandung. Kegiatan
pelatihan selama 8 hari ini didapat dari ketidaksengajaan mengunjungi situs
kemenpora (kemenpora.go.id). salah satu kolom memuat pendaftaran TOT tersebut,
langsung saja didownload dan mengikuti alur pendaftarannya. Cukup gampang dan
sangat simple, tidak ada penyeleksian secara khusus untuk mendapatkan tiket
tersebut. Selain mendapat ilmu, bertemu banyak orang yang memiliki karakter
berbeda ataupun bertemu tokoh-tokoh nasional. Tentu saja uang saku dan
jalan-jalan mengitari bandung bagian dari fasilitas. Tidak lupa, tinggalnya di
hotel bintang lima. Begitu menyenangkan.
Bukan tanpa resiko mengikuti kegiatan tersebut, waktu pelatihan yang
bentrok dengan jadwal kuliah membuat dilemma. Kita harus ingat bahwa “hidup
adalah pilihan, akan tetapi kita tidak bisa memilih konsekuensi dari pilihan
tersebut”. Kuliah terpaksa ditinggalkan dengan memanfaatkan jatah bolos, gw
selalu berpikir sekalipun bolos kuliah, akan mendapatkan ilmu dengan mengikuti
kegiatan tersebut. Serta banyak hal baru yang gw dapatkan. Dan memang selalu
seperti itu. Mendapatkan sesuai yang kita harapkan tergantung dari niat awal
ikut kegiatan tersebut.
Kegiatan-kegiatan diluar sebenarnya bisa mengurangi rasa jenuh kuliah,
melakukan hal baru dan mendapatkan sesuatu yang baru. Ada alasan selain yang
sudah disebutkan memilih kegiatan diluar sekedar kuliah dikelas. Yaitu pembalasan
dendam karena massa SD hingga SMA sedikit sekali peluang untuk bisa keliling
Indonesia. Tidak ada kesempatan atau memang tidak mencari kesempatan. Apapun itu
pada intinya gw ga banyak berkunjung kedaerah di Indonesia dimassa sekolah. Sehinnga
memanfaatkan betul massa kuliah untuk bisa mengabulkan hasrat diri agar bisa
seperti Gola Gong, seorang Travel Writer sekaligus penjelajah sejati yang sudah
mengitari daerah di 30 provinsi serta menjelajah dunia.
Denis Khawarizm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar